Saturday, 20 December 2014

Menjelang di-Drop Out

Menjelang di-Drop Out
Oleh Riduan Situmorang
            Saya anak kampung yang kuliah di kota sehingga harus ngekos. Saya mahasiswa angkatan 2008 dan sampai saat ini masih mahasiswa, belum lulus. Mungkin saya bodoh, tetapi saya yakin, saya tidak lulus-lulus bukan karena kebodohan.
Tahun 2011 yang lalu, saya PPL bersama teman-teman dari Unimed di Kota Binjai. Saya anak orang miskin dan susah. Sampai saat ini saja, kami belum punya WC, lantai masih kupak-kapik, dan rumah seadanya. TV bagi orang sudah menjadi barang kewajiban, tetapi baru Agustus kemarin kami memilikinya. Begitu pun rice cooker, kami belum sampai setahun memilikinya. Khusus untuk TV, saya membelikannya karena kedua orang tua sangat suka menonton. Terhitung, setiap malam mereka pergi ke rumah tetangga, hanya untuk menonton. Saya malu dan sedih sehingga pada akhirnya, saya berusaha membelikannya.
            Tetapi, memberi hal itu bukanlah perkara gampang.   Saya pernah setahun berhenti kuliah karena tidak ada dana. Benar-benar tak ada dana. Sebelumnya, saya sudah bekerja sambil kuliah, yaitu mengajar di bimbel. Tapi karena harus PPL, saya tidak bisa mengajar lagi. Padahal, saat itu, saya sudah mengkredit sepeda motor. Saya masih ingat, kedua orang tua bangga bukan kepalang ketika saya dapat mengkreditnya.
            Sial, karena PPL, saya tak mengajar lagi, kredit pun macat hingga pada 16 Januari 2012, pihak showroom menjemputnya. Saya tertekan, tetapi tak memberitahukan kepada orang tua. Saya cuti pun tidak kuberitahukan. Adik-adik menduga pekerjaan saya lancar-lancar sehingga mereka sering meminta uang. Saya bingung, tetapi kuusahakan untuk menyanggupinya.

            Untunglah kemudian, saya mendapat pekerjaan lagi, mengajar di Bimbel, namanya Prosus Inten Medan. Gajinya lumayan besar. Maka, kembali kukumpulkan semangat, sepeda motor kukredit lagi, syukur kini sudah lunas. Laptop yang dari dulu kuidam-idamkan kubeli, meskipun second. Tetapi siapa sangka, dengan laptop itu kini saya bisa menulis di banyak harian di Sumatera hingga Jawa, bahkan merebut juara 2 Nasional pada Lomba Puisi Esai Dennya JA.
Kini, namaku sudah masuk daftar yang kemungkinan besar di-DO. Tetapi, saya sudah seminar, sebentar lagi penelitian, dan akhirnya wisuda. Saya tahu, kedua orang tuaku sangat mengharapkannnya setelah tujuh tahun dan itulah kado yang kupersembahkan tahun depan kepada mereka!

0 comments: