Menjelang di-Drop
Out
Oleh Riduan Situmorang
Saya
anak kampung yang kuliah di kota sehingga harus ngekos. Saya mahasiswa angkatan 2008 dan sampai saat ini masih
mahasiswa, belum lulus. Mungkin saya bodoh, tetapi saya yakin, saya tidak
lulus-lulus bukan karena kebodohan.
Tahun 2011 yang lalu, saya PPL bersama
teman-teman dari Unimed di Kota Binjai. Saya anak orang miskin dan susah. Sampai
saat ini saja, kami belum punya WC, lantai masih kupak-kapik, dan rumah seadanya.
TV bagi orang sudah menjadi barang kewajiban, tetapi baru Agustus kemarin kami
memilikinya. Begitu pun rice cooker, kami
belum sampai setahun memilikinya. Khusus untuk TV, saya membelikannya karena kedua
orang tua sangat suka menonton. Terhitung, setiap malam mereka pergi ke rumah
tetangga, hanya untuk menonton. Saya malu dan sedih sehingga pada akhirnya,
saya berusaha membelikannya.
Tetapi,
memberi hal itu bukanlah perkara gampang. Saya
pernah setahun berhenti kuliah karena tidak ada dana. Benar-benar tak ada dana.
Sebelumnya, saya sudah bekerja sambil kuliah, yaitu mengajar di bimbel. Tapi karena harus PPL, saya
tidak bisa mengajar lagi. Padahal, saat itu, saya sudah mengkredit sepeda
motor. Saya masih ingat, kedua orang tua bangga bukan kepalang ketika saya
dapat mengkreditnya.
Sial,
karena PPL, saya tak mengajar lagi, kredit pun macat hingga pada 16 Januari
2012, pihak showroom menjemputnya. Saya
tertekan, tetapi tak memberitahukan kepada orang tua. Saya cuti pun tidak
kuberitahukan. Adik-adik menduga pekerjaan saya lancar-lancar sehingga mereka sering
meminta uang. Saya bingung, tetapi kuusahakan untuk menyanggupinya.
Untunglah
kemudian, saya mendapat pekerjaan lagi, mengajar di Bimbel, namanya Prosus Inten Medan. Gajinya lumayan besar. Maka,
kembali kukumpulkan semangat, sepeda motor kukredit lagi, syukur kini sudah
lunas. Laptop yang dari dulu kuidam-idamkan
kubeli, meskipun second. Tetapi siapa
sangka, dengan laptop itu kini saya
bisa menulis di banyak harian di Sumatera hingga Jawa, bahkan merebut juara 2
Nasional pada Lomba Puisi Esai Dennya JA.
Kini,
namaku sudah masuk daftar yang kemungkinan besar di-DO. Tetapi, saya sudah
seminar, sebentar lagi penelitian, dan akhirnya wisuda. Saya tahu, kedua orang
tuaku sangat mengharapkannnya setelah tujuh tahun dan itulah kado yang
kupersembahkan tahun depan kepada mereka!
0 comments:
Post a Comment