Riduan Situmorang--Hey, kenapa kita sekarang sibuk ngebahas LGBT?
Emangnya, LGBT itu kasus kemarin sore, ya? Setahuku—ini setahuku ya—LGBT itu
udah lama deh. Udah lama kali. Tapi, kok sekarang tiba-tiba muncul, ya? Ada
apa? Ada kepentingan apa? Hmmmm, mungkin ini konspirasi. Tapi, apa itu
konspirasi? Hehehe…! Coba mari selidiki apa yang sekarang terjadi?
Tau ga, kalo sekarang lagi ada isu-isu hot perselingkuhan? Ini bukan tentang artis. Ini tentang para politisi kita. Dulu ada yang berjanji setia sampai mati. Namanya kalo ga salah adalah KMP. Nama akte mereka Koalisi Merah Putih. Di sana ada Si Prabowo. Kebetulan, dia itu masih single. Belum laku-laku kali ya….Oh, bukan! Mas Prabowo itu orangnya setia.
Ada juga Mas Hatta. Yang ini, rambutnya kek bule. Wajahnya ganteng. Pokoknya gantenglah. Ada lagi Tuan Bakrie. Ya, kalo yang ini orangnya kaya berat. Lapindo dia punya itu. Tapi, lumpur-lumpur itu, ya, tentu saja bukan punya dia. Tau TV One? Itu punya dia juga!
Masih banyak anggota KMP. Tapi dulu. Ada dari Golkar, dari Gerindra, dari PAN, PPP, PKS. Demokrat ke mana? Oh, mereka cantik main! Mereka bisa diselingkuhin kapan-kapan. Masuk ke mana aja boleh.
Apa Demokrat LGBT? Boleh ya, boleh tidak. Emangnya para KIH itu pria sehingga Demokrat Gay? Emangnya KMP itu wanita sehingga Demokrat Lesbi? Emangnya Demokrat itu punya jenis kelamin? Kalo punya, ngapai diam-diam tak tahu memilih? Tak punya selera kali, ya! Atau jangan-jangan lebih parah dari LGBT, mereka impoten?
Oh, ya, kembali ke topik. Kenapa kita sekarang pada sibuk bahas LGBT? Mengapa kasus ini tiba-tiba muncul? Kenapa kita tiba-tiba sadar bahwa ada yang tidak normal di antara kita. Oh, iya, apa itu normal? Apa ketika pria mencintai wanita, itu normal? Dan, pria mencintai pria, itu tak normal? Boleh jadi, tetapi tunggu dulu!
Mari kita samakan. Apa ketika kita bekerja siang hari dan tidur pada malam hari maka itu normal? Lalu, ketika aku bekerja malam hari dan tidur pada siang hari maka aku tak normal? Wah, jahat kali kalian? Aku udah capek-capek ngejagain kalian sampai tidur pulas, tapi kok aku dibilang tak normal? Jangan-jangan hati dan otak kalian yang udah tak normal sehingga tak tahu lagi berterima kasih?
Hmmmm. Jangan shouzon dulu! Omong-omong, saya ini LGBT loh. Tau gak kenapa saya LGBT? Sudahlah, Lo Ga Boleh Tahu! Ini urusan aku. Tuhan saja tak marah. Mari kita bahas Tuhan entar. Mudah-mudahan Dia tak marah. Tapi, yakin deh. Dia bakal ga marah. Dia negeciptain otak salah satunya untuk memikirkan Dia bukan? Tuhan itu normal-loh.
Mahanormal kali sehingga Dia tak membuat malam melulu. Tak membuat siang melulu. Tak membuat kulit hitam melulu. Kulit putih melulu. Semua berwarna ibarat pelangi. Ba de we, warna pelangi itu menyimbolkan apa? Ya, tak boleh dibantah kalo Tuhan itu memang normal.
Apa? Normal? Masa, sih? Coba kita kritisi lagi. Apa Tuhan tak salah cetak sehingga Dia menciptakan ular yang bisa menggigit manusia? Jahat kali Tuhan sehingga menciptakan ular berbisa penggigit manusia? Tuhan berencana dalam diam membunuh manusia, ya?
Atau, sebenarnya Tuhan itu tak pernah menciptakan ular, hantu, koruptor? Bisa jadi. Tapi, kalo gitu, ini semua ciptaan siapa? Kalau bukan Tuhan, lalu siapa lagi? Iblis? Ah? Di mana kenormalan kalian? Kok bisa-bisanya menduakan Tuhan yang lalu bilang bahwa ada dua pencipta: Tuhan dan Iblis?
Oh, iya. Baguslah, kita udah sepakat kalo itu ciptaan Tuhan. Baguslah. Karena itu, udah bisa aku masukkan? Udah masuk akal gak kira-kira kalo kubilang yang normal dan tak normal itu ciptaan Tuhan?
Lalu, kenapa kau dengan kokoh menghakimi ciptaan Tuhan? Mengapa kau mau memuntahkan api-api untuk melenyapkan mereka? Kau diciptakan untuk membasmi ciptaan Tuhan yang tak normal ya? Siapa kali kau? Ini kubilang karena aku LGBT. Pokoknya, Lo Ga Boleh Tahu. Lo Ga Boleh Tahu lebih banyak dari aku, apalagi dari pikiran Tuhan! Mana istimewaku kalo kau lebih tahu tentang aku daripada aku sendiri? Untuk apa memuji Tuhan kalo kau pula lebih tahu pikiran-Nya? Betul bukan?
Yang saya mau bilang di sini adalah, kenapa kita kembali sibuk masalah LGBT? Ini udah berita usang. Udah basi. Masa, kita makan nasi basi? Apa tak ada urusan lain yang lebih penting.
Hmmmm…jangan-jangan ada agenda politik di balik ini? Yang pasti, daripada sibuk ngurusi LGBT, lebih baik lu ngurusin diri lu. Udah sehat apa belum. Udah betul-betul normal atau belum. Lagipula, menurutku, lebih enak LGBT daripada sibuk selingkuh. Macam ga laku aja. Tiba-tiba udah ke partai ini. Tiba-tiba ke partai itu. Sok-sok dibuatlah isu ini gempar, padahal, mereka sedang selingkuh.
Tiba-tiba ke KIH. Ngapain? Tiba-tiba mempertandingkan orang hebat. Untuk apa? Ah, mudah-mudahan kita masih ingat Lapindo. Masih ingat Freeport. Masih ingat kalo jatah menteri sedang diributi. Masih ingat kalo ada garong yang ingin melumat rumah KPK. Jangan melulu ingat sama LGBT. Nanti, lama-lama jadi ikut pula kau LGBT samaku.
Hmmmm. Ingat pesanku ini, lebih baik LGBT daripada selingkuh. Selingkuh apa? Aku aja ga tahu. Kalo kalian baca dari atas mungkin baru tahu. Baca lagi ya! Hehehehehe!
Riduan
Situmorang
Pecinta Humor yang Gak Lucu
Pecinta Humor yang Gak Lucu
0 comments:
Post a Comment