Sunday, 28 February 2016

Kang Emil Lagi Hamil Tua

Medan--Wah, Emil lagi galau. Cie cie cie. Galau antara ninggali Bandung atau menuju Jakarta. Sepertinya, Kang Emil udah bosan sama wanita-wanita cantik di Bandung. Kenapa Kang Emil? Marah karena Kalijodo, atau, cewek-cewek Kalijodo lebih cantik dari gadis Bandung? Wah, kalau itu alasannya, jangan deh Kang Emil. Kalijodo udah ga ada lagi. Udah gak zaman lagi cari jodoh di sana. Lagian, masa cari jodoh ke Kalijodo? Kang Emil kan ganteng. Eh, sudah punya istri lagi!

Kang Emil, saya gak marah. Silakan ke Jakarta. Jakarta butuh orang seperti Bapak. Lagipula, apa hak saya marah! Saya, mah, jauh dari Bandung. Saya di Medan. Tolong jangan datang kemari. Di sini, gubernurnya langganan korupsi. Ganteng-ganteng korupsi, jelek-jelek, apalagi. Hehehehehe.

Oh, iya, Kang Emil, saya risau. Risau karena Kang Emil juga risau. Kenapa Kang Emil mendadak galau belakangan ini? Kenapa mesti bertanya ke sosial media perihal jadi cagub di DKI? Takut kalah sama Ahok? Atau, takut orang Bandung marah balik sama Akang karena merasa ditinggali? Atau, Akang hanya cari sensasi, seperti artis-artis itu?

Kang Emil, Kang Emil. Akang kok jadi seperti ini? Kalau takut sama Ahok, jangan deh. Ahok itu siapa? Banyak yang benci sama dia. Mulai dari yang banci hingga sok preman, semua benci. Jamin deh, Kang Emil merupakan lawan sepadan dengan Ahok. Ga ada yang lain. TITIK! Siapa coba? Lulung? Yusril? Siapa itu, artis itu? Oh, Ahmad Dhani?

Hmmmm, siapa mereka? Mereka itu bakal keok sama Ahok. Lulung aja ga tahu bedain apa USB apa UPS. Konon lagi bedain mana kalijodo dan ga jodo kali? Hahahaha. Gak nyambung.

Yusril? Bukan menjengkali. Tetapi, siapa dia? Dia hanya pintar ngomong. Mungkin membolak-balikkan fakyu, eh, fakta. Ini MUNGKIN ya. Jangan dibawa ke hati, Bung Yusril. Saya ampun deh sama Bung Yusril kalo urusan cagub. Makanya itu, kalau Bung Yusril nantangin saya jadi cagub di DKI, saya ngalah aja deh. Bukan karena aku tau diri, tetapi lebih baik Yusril yang mimpin Jakarta ketimbang aku.

Masalahnya, bisa ga ya, Yusril juga rendah hati seperti saya bilang gini: lebih baik Ahok ketimbang aku gak di Jakarta ini? Oh tidak! Yusril itu udah banyak makan garam makanya dia ga kena gondok. Di menteri, di partai, di pengadilan, Yusril top markotoptop deh. Itu modal bagus. Ahok bakal kalah. Bahkan Lulung bilang, jangankan Yusril, lawan gue (Lulung) aja Ahok pasti kalah? Hehehehe, amin…

Sebelum kelupaan, mungkin ini pentung, eh, maksud saya ini penting juga: Ahmad Dhani! Siapa ini? Cucok ga dia jadi pemimpin di DKI? Rasanya tidak. Dia hanya populer di mata cewek. Semoga bukan cowok, nanti malah LGBT. Apa itu LGBT? Lo Ga Boleh Tau! Dia hanya cucok kalau nama DKI berubah menjadi Republik Cinta. Nah, kalo gini, apalagi yang kurang Kang Emil?

Ayo, maju aja ke Jakarta. Kalahkan tuh Ahok. Jangan galau-galau. Biar tahu, Ahok itu hobinya marah-marah. Kang Emilkan lembut. Pasti menang deh. Apalagi, hmmmm, bilang gak ya? Udah, bilang aja ya. Kang Emil kan pribumi. Islam lagi. Nah, Ahok? Dia itu kafir? Ga bakal masuk surga itu orang. Maaf, bukan saya yang bilang. Saya hanya bilangi apa yang dibilangi orang.

Kalo saya sih ditanya, surga itu malah ga ada. kalo ada, ngapain kita berebut ke sana? Karena tempatnya sempit? Lho, kalo sempit, kenapa kita ga berbuat baik aja biar dimudahkan Tuhan? Atau, apa Tuhan bisa disogok dengan massa yang banyak?

Sudahlah, kok jadi ngelantur ke surga. Maksud saya Kang Emil, silakan maju aja. Ga usa tanya ini itu. Kalo tulus, pasti menang itu barang. Kalopun kalah, kan kalah terhormat. Biasa-biasa aja. Kan, bisa balik lagi ke Bandung.

Hanya memang, kalo jadi maju, nanti cawagubnya pilih yang baik, ya! Siapa? Hmmmmm, saya ga tahu carinya. Mungkin Bu Risma kale. Cuma, Bu Risma mau ga? Setahuku, dia itu ga ambisius seperti Bapak. Dia itu tulus ngurusi Surabaya. Dia yakin malah sama Ahok bakal bisa ngurusi Jakarta. Kang Emil aja keknya yang gak yakin. Mau jadi Presiden juga ya, Kang Emil?

Ayo, bisa. Kalo itu niatnya, justru itu masuk ke Jakarta aja. Hehehehehe. Lihat tuh Jokowi. Gampang kan? Cuma, aku mau bilang Kang Emil. Kalo Kang Emil mau tulus, kenapa ga di Bandung aja. Apa tulus harus di Jakarta. Atau, apa Ahok tak pantas di Jakarta?

Kenapa Kang Emil, kenapa? Mau jor-joran atau mau buktiin Kang Emil lebi jago dari Wak Ahok? Atau, kang Emil mau naik jabatan? Wah, kalo mau naik jabatan, ayo ke Sumut aja deh. Di sini, gubernurnyakan para koruptor. Ngapain di Jakarta? Emangnya Ahok koruptor? Atau, jangan-jangan ada orang-orang yang mendorong-dorong Kang Emil? Siapa dia? Partai apa itu? Untuk urusan apa itu? Terus. Kang Emil percaya gitu aja?

Hehehehe, Kang Emil selingkuh dengan mereka ya sehingga kini udah hamil tua. Karena sudah hamil, terserah deh apa dibilang partai, apa dibilang orang kuat. Kan, kalo ga ditanggungjawabi ga bagus. Gitu ya?

Kang Emil Kang Emil. Jangan galau. Kalu emang benar pria, ayo maju! Kalo tulus, hmmm, saya gaya percaya deh. Orang bilang, kalian, Akang, Wak Ahok, dan Bu Risma mestinya berbagi, bukan diadujotosi. Kalo kalian diadujotosi itu artinya kalian hanya pion. Saya salah ya? Maaf, saya tak tahu politik. Ayo, jangan galau lagi Kang Emil. Maju aja. Kalahkan tu Ahok. Kan, udah ada itu partai dan orang kuat yang udah hamilin Akang. Lagipula, Akang kan orangnya ambisius? Masa galau!

Riduan Situmorang
Pecinta Humor yang Gak Lucu

0 comments: