Konspirasi itu sesuatu yang kejam. Mungkin. Tapi, bisa juga menjadi sesuatu cahaya yang berbinar-binar. Yang membuat kita menjadi kuat. Yang membuat kita jadi jijik. Dan kalo dalam percintaan, atau dalam hal apa pun itu, jijik adalah pengertian dari iklas yang sangat tebal. Kalo pacar kita baik, kita ga akan iklas melepasnya. Tapi kalo pacar kita itu jahanam, kita ga hanya iklas. Kita malah JIJIK.
Nah, kini, orang pada bilang kalo Teman Ahok rentan disusupi para konspirator. Dan, para anti-Ahok pun sedang bilang kalo mereka sedang coba dikonspirasikan oleh Teman Ahok. Siapa yang bikin konspirasi ini?
Entahlah, yang pasti, Teman AHok rentan karena seseorang bisa disusupkan sebagai yang mendukung AHok, tapi itu pura-pura. Pura-pura karena tugasnya dibikin untuk menggerogoti dari dalam, memecah belah dari dalam, dan mencari informasi dari dalam yang lalu membelalakkannya kepada teman Anti-Ahok keluar. Setelah informasi ini matang, ini akan menjadi senjata mematikan. Sun Tzu bilang, keep your friend close and your enemy closer. Inilah cara para konspirator bekerja.
Tahu kenapa PSSI dari dulu suka bikin ribut? Apa ini kalo bukan konspirasi? Mereka melulu membikin cerita baru, bikin alih cerita, memosisikan diri sebagai aktor perlawanan pada kesemena-menaan pemerintah. Sekilas, mereka benar. Maka itulah, rakyat terbelah. Banyak yang menghujat pemerintah dan banyak yang mengelu-elukan PSSI. Tapi buktinya, lihat, siapa kini orang kuat PSSI yang terjun bebas karena korupsi? Mengapa pula ada sepak bola gajah? Nah, keributan ini dibuat untuk menutupi kebobrokan ini semua.
Mari ke DKI lagi, mengapa ribut di sana? Apakah sedang ada oknum yang mencoba mengamankan posisinya serupa yang dilakukan Ketua PSSI? Apakah Ahok dengan 9 naganya yang bikin onar agar bisa menjaga asetnya? Bisa jadi, bisa jadi, bisa jadi! Tapi, apa orang lain yang bikin ribut ga punya naga juga? Apa Parpol ga punya naga juga. Jangan-jangan, naga mereka yang lebih banyak? Kalo Ahok 9, eh yang lain, malah beratus-ratus?
Sudahlah. Lewatkan aja. Naga hanya hayalan dan mitos. Ga pernah ada naga. Kalo dibilang, ini hanya bukti kalo konspirasi sedang berkibar.
Mari sekelak coba kita bahas Ahmad Dhani. Hehehehe, Ahmad Dhani lagi! Kenapa harus Ahmad Dhani? Karena tokoh ini populer. Itu aja. Ga ada yang lain.
Mari dimulai: apa mungkin menurut Anda Ahmad Dhani bisa menjadi calon gubernur? Atau, bisakah Ahmad Dhani menjadi gubernur? Bisa, ya, bisa! Tapi, apa itu cucok? Saya ga menyepelekan Ahmad Dhani. Dia adalah dewa di musik. Tapi di pemerintahan? Saya ragu.
Kecuali DKI berubah nama menjadi Republik Cinta, kecuali PNS menjadi penari latar, kecuali SKPD menjadi pemain musik, kecuali rakyat Jakarta suka liat konser melulu, ah itu, barulah Ahmad Dhani cucok. Tapi, apa Jakarta emang begitu?
Jadi, ngapain Ahmad Dhani masuk bursa? Pikiran jernih saya berteriak kalo sebenarnya Ahmad Dhani itu sadar kok dan merasa ga bisa jadi gubernur. Dia itu sadar sesadar-sadarnya. Di atas kesadarannya itu dia hanya mencoba-coba. Tapi, karena ada sesuatu tugas yang diberikan seseorang, maka dia rela. Rela dihina, rela juga disanjung. Jadi, Ahmad Dhani bukan tokoh sebenarnya. Dia tokoh yang disusupkan oleh tokh lain yang tak tampak.
Tokoh yang tak tampak ini menjerumuskannya sebagai pembuat “panas”, pembuat “heboh”, pembuat “naik pitam”. Nah, kalo Ahok berang, atau siapa pun yang diduga kompeten menjadi gubernur marah, maka elektabilitas mereka akan terancam. Nah itu dia, tugas Ahmad Dhani adalah merecoki agar emosi meningkat.
Kalo di tinju, Mohammad Alilah jagonya. Anda tahu, Ali itu ga hanya bertinju kalo naik ring. Dia juga bikin onar, bikin emosi, bikin panas, bikin telinga gatal. Dan ketika tangan sibuk menggaruk telinga yang gatal tadi, di situlah Ali meninju kuat-kuat.
Jadi, di balik keberisikan ini, Ahmad Dhani, juga yang lainnya, sebenarnya memerankan diri sebagai Ali. Tapi, posisi mereka beda. Ali tokoh sungguhan dan Dani tokoh susupan. Walo begitu, saya yakin, meski tokoh susupan, Dani juga sedang coba menikmati. Aji mumpung istilahnya.
Makanya itulah kubilang, ayo calon kompeten untuk Gubernur DKI ga usah panas dan menggaruk telinga. Nanti, Dhani dan tokoh tak tampak lainnya bakal meninju kuat-kuat dan Anda jadi KO. Nikmati aja permainan ini.
Yang pasti, konspirasi memang selalu ada di mana-mana. Apakah akan ada karma selepas ini bagi para kosnpirator itu? Tidak. Tak ada kata karma, yang ada kata jijik. Jijik karena kebusukan akal bulusnya.
Hehehehe, tapi, jijik itu sebenarnya karma juga lho? Kalo jijik, ga mungkin lagi kita pilih dia bukan?
Riduan Situmorang
Pencinta Humor yang tak Lucu
0 comments:
Post a Comment